Sunday, September 30, 2018

PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA

Persebaran Fauna di Indonesia

Berikut ini persebaran fauna di Indonesia yang dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu:
1. Fauna tipe Asiatis (Wilayah Indonesia bagian barat)
Fauna Asiatis banyak terdapat di Indonesia bagian barat sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Beberapa jenis fauna Asiatis antara lain:
Banteng
sumber : alamendah.org
Banteng merupakan hewan yang besar, tegap dan kuat dengan memiliki bahu depan yang lebih tinggi daripada bagian belakang. Dikepala ada sepasang tanduk. Pada Banteng jantan dewasa tanduknya berwarna hitam mengkilap, runcing dan melengkung kearah depan (medio enterior), sedangkan pada betina dewasa tanduknya lebih kecil dan melengkung kebelakang. Pada bagian tengah dada terdapat gelambir (dewlap) memanjang dari pangkal kaki depan hingga bagian leher, tetapi tidak mencapai daerah kerongkongan

Berat banteng dewasa di Taman Nasional Baluran dapat mencapai 900 Kg dan tinggi bahunya kurang lebih 170 cm. Banteng jantan mempunyai ukuran tengkorak 50 cm, sedangkan betina dewasa lebih kecil dari ukuran tengkorak banteng jantan. Tinggi bahu bervariasi menurut umur. Banteng jantan yang berumur 8 – 10 tahun mempunyai tinggi bahu 170 cm, sedangkan banteng betina mempunyai tinggi bahu 150 cm .

Banteng mempunyai ciri khas yaitu pada bagian pantat terdapat belanga putih, bagian kaki dari lutut ke bawah seolah-olah memakai kaos kaki berwarna putih, serta pada bagian atas dan bawah bibir berwarna putih. Banteng jantan mempunyai warna bulu hitam. Semakin tua umurnya makin hitam warna bulunya. Banteng betina warna kulitnya coklat kemerahan, semakin tua umurnya semakin gelap menjadi coklat tua. Warna kulit anak banteng baik yang jantan maupun betina lebih terang dari pada warna kulit banteng betina dewasa, tetapi pada banteng jantan muda (anak) warna kulitnya lebih gelap sejak berumur antara 12 – 18 bulan.
     1. Gajah (Elephas maximus) terdapat di seluruh Sumatera dan menghuni hutan hujan dataran rendah.
     2. Badak. Di Indonesia terdapat 2 jenis badak, yaitu badak jawa (Rhinocerus sondaicus) yang beratnya bisa mencapai sekitar 2 ton dan badak bercula satu. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang beratnya mencapai sekitar 1 ton, merupakan badak terkecil yang masih hidup, serta mempunyai tonjolan kecil selain cula sehingga terkesan bercula dua.
     3. Banteng hanya terdapat di Jawa dan di Kalimantan dalam jumlah sedikit.
     4. Kerbau liar terdapat di Minangkabau dan Jawa.
     5. Harimau sumatera (Panthera tigris). Pada mulanya ada 3 jenis harimau di Indonesia, yaitu harimau bali, harimau jawa, dan harimau sumatera. Namun kini tinggal harimau sumatra saja yang masih hidup.
     6. Macan tutul (Panthera pardus). Saat ini hanya terdapat di Jawa menghuni kawasan perlindungan dan sedikit sekali yang secara liar hidup di hutan.

2. Fauna tipe Peralihan (Wilayah Indonesia bagian tengah)
Fauna tipe peralihan memiliki ciri-ciri fauna asiatis dan ciri-ciri fauna australis. Fauna ini banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku Tengah, Maluku Tenggara dan beberapa pulau kecil di perairan laut dalam. Dari segi jenis dan jumlah, boleh jadi fauna tipe ini tidak sebanyak fauna tipe Asia maupun Australia. Namun, di kawasan ini terdapat beberapa fauna tipe Asia dan Australia, serta terdapat pula fauna yang tidak terdapat di kawasan lain di dunia.
Beberapa jenis fauna peralihan antara lain:
     1. Anoa yaitu sejenis kerbau tetapi kerdil dan merupakan hewan endemik di Sulawesi. Anoa dibedakan menjadi 2, yaitu anoa dataran rendah (Bubalus depresicornis) dan anoa gunung (Bubalus quarlesi).
     2. Babi rusa (Babyrousa babyrussa) merupakan hewan endemik di Sulawesi, dimana hewan ini memiliki taring mencuat hingga menyerupai tanduk dan memiliki cula yang melengkung ke atas.
     3. Krabuku (Tarsius spectrum) lebih mirip kuskus daripada kera. Kepalanya mirip burung hantu hingga disebut juga kera hantu.
     4. Rangkong sulawesi
     5. Burung maleo (Macrocephalon maleo) hanya terdapat di Sulawesi.
     6. Komodo (Varanus komodensis) merupakan binatang purba yang masih hidup dan hanya terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Barat.
Tarsius
sumber : alamendah.org
Tarsius (diantaranya Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus) adalah binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia.

Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.

Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.

3. Fauna tipe Australis (Wilayah Indonesia bagian timur)
Fauna Australis menempati wilayah Indonesia bagian Timur seperti Kepulauan di Papua dan Maluku Utara. Pada umumnya, fauna tipe Australia berukuran tidak terlalu besar. Ciri yang paling khas di kawasan ini adalah mamalia berkantong.

Beberapa jenis fauna Australis antara lain:

     1. Kanguru
     2. Kuskus merupakan keluarga possum yaitu hewan berkantong khas Australia dan terdapat di Papua.
     3. Burung Cendrawasih yang dominan terdapat di Papua dan beberapa di Maluku.
     4. Burung kasuari
     5. Burung kakatua
     6. Landak Papua
Kuskus beruang
sumber : alamendah.org
Kuskus Beruang Sulawesi dan Kuskus Beruang Talaud adalah dua spesies anggota genus Kuskus Beruang (genus Ailurops) yang hidup endemik di Sulawesi. Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) hanya dapat ditemukan di daratan pulau Sulawesi, Peleng, Muna, Buton, dan Togian.

Sedangkan saudaranya, Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis), merupakan hewan endemik yang hanya hidup di pulau Salibabu, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Kuskus Beruang (Ailurops spp.) merupakan anggota famili Phalangeridae (kuskus) dan merupakan salah satu mamalia berkantung (marsupialia) yang terdapat di Indonesia selain kanguru. Seperti halnya kanguru, setelah melahirkan anaknya, kuskus merawat dan membawa anaknya di dalam kantung yang terdapat di perutnya. Kuskus Beruang yang terdiri atas dua jenis ini merupakan spesies kuskus terbesar. Mungkin lantaran tubuhnya yang besar hingga berukuran satu meter itu, genus kuskus ini dinamai Kuskus Beruang. Selain itu Kuskus Beruang disebut juga sebagai Kuse. Seperti halnya jenis Kuskus lainnya, Kuskus Beruang merupakan hewan pendiam dan pemalu. Binatang ini nyaris tidak bersuara kecuali kalau sedang merasa terganggu yang akan mengeluarkan suara menyerupai decak diselai-selain suara engahan. Dan mungkin lantaran sifatnya yang pendiam ini kemudian banyak orang yang menyamakan Kuskus dengan Kukang.

Kuskus Beruang atau Kuse dewasa hidup secara soliter (sendiri-sendiri) dan merupakan hewan arboreal (lebih banyak aktif di atas pohon). Untuk membantu aktifitasnya di atas pohon, Kuskus Beruang dilengkapi dengan ekor prehensil. Seperti pada Binturong, ekor prehensil itu berfungsi layaknya sebagai kaki kelima yang mampu mencengkram benda dan melilit dahan pohon saat berpindah tempat.

Berbeda dengan berbagai jenis Kuskus lainnya yang umumnya nokturnal (aktif di malam hari), Kuskus Beruang merupakan hewan diurnal alias beraktifitas di siang hari meskipun aktifitasnya lebih banyak digunakan untuk tidur. Hewan ini baru terjaga jika merasa lapar.

Kuskus Beruang terdiri dua spesies yang kemudian dinamai berdasarkan lokasi atau daerah sebarannya yakni Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) dan Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis).






PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA
1.       Flora Asiatis
Flora asiatis merupakan sebuah hutan tropis yang di dalamnya terdapat beberapa jenis tanaman seperti: pohon meranti, kamper, keruing, serta mahoni. Adapun contoh flora yang terdapat di hutan tropis ini, seperti:
  • ·       Raflesia Arnoldi
  • ·         Bunga Bangkai
  • ·         Kantung Semar
  • ·         Anggrek

Anggrek
sumber: ASTALOG.com
Bicara tentang dunia tumbuhan, ada banyak sekali spesies tumbuhan yang hidup di lingkungan sekitar, beberapa contoh tumbuhan tersebut adalah tumbuhan anggrek, tumbuhan langka, tumbuhan berpembuluh. Dari berbagai jenis tumbuhan yang hidup, memiliki ciri ciri tersendiri, begitu pula pada tumbuhan anggrek dan juga tumbuhan berpembuluh. Pada artikel kali ini akan kami paparkan ciri ciri tumbuhan anggrek dan juga ciri ciri tumbuhan berpembuluh.
Ciri ciri tumbuhan anggrek
Tumbuhan anggrek adalah jenis tumbuhan yang berspesies bunga-bungaan. Nama lain dari bunga anggrek adalah orchidaceae, bunga anggrek adalah bunga yang paling banyak mempunyai variasi jenis.

Setiap variasi bunga anggrek memiliki cici ciri tersendiri. Anda harus mengetahui tentang ciri ciri tumbuhan anggrek, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam membedakan mana yang tergolong sebagai bunga anggrek dan mana yang bukan bunga anggrek. Berikut akan saya ulas mengenai ciri ciri bunga anggrek secara umum, padahal sebenarnya setiap varian jenis anggrek memiliki ciri ciri khusus yang membedakan antara anggrek yang satu dengan anggrek yang lain, namun untuk kesempatan kali ini saya hanya akan mengulas ciri ciri dari bunga anggrek secara umum. Ciri ciri nya adalah sebagai berikut:

Bunga anggrek dapat hidup disituasi cahaya matahari tertentu 
Bunga anggrek tidak mempunyai akar serabut yang ada di dalam 
Bunga anggrek memiliki jamur akar

2. Flora Australis

Flora Australis merupakan flora yang terdapat di dangkalan Sahul, Maluku, dan Papua. Flora Australis hidup di hutan rimba tropis dengan tumbuhan yang berbeda-beda, seperti:

Cendana
Eboni
Pakis
Siwalan
Tumbuhan Paku
sumber: ASTALOG.com
 Tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati (Tracheophyta), meskipun tumbuhan ini tidak pernah menghasilkan biji untuk berkembang biak. Tumbuhan paku disebut juga sebagai paku-pakuan atau pakis-pakisan. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal sebagai ‘fern’. Karena reproduksi seksualnya tidak menggunakan biji, kelompok tumbuhan paku menggunakan spora untuk berkembang biak. Cara perkembangbiakannya ini lebih menyerupai kelompok organisme lumut dan fungi.

Tumbuhan paku dapat ditemukan tumbuh hampir di seluruh dunia, kecuali di daerah bersalju abadi dan lautan. Tumbuhan paku juga  banyak hidup di Indonesia, apalagi sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah. Di seluruh dunia dikenal hingga 12.000 spesies tumbuhan paku dan sekitar seperempatnya dapat dijumpai di kawasan Malesia yang mencakup Indonesia.

3. Flora Peralihan

Wilayah flora peralihan meliputi pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah yang terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Contoh jenis floranya:
Longusei (Ficus minahasae)
Gofasa, gupasa (Vitex cofassus)
Eboni (Diospyros celebica)
Anggrek serat (Dendrobium utile)
Cempaka hutan kasar (Elmerrillia ovalis)
Lontar (Borassus flabellifer)
Ajan kelicung (Diospyros macrophylla)
Cendana (Santalum album)
Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Ampupu (Eucalyptus urophylla)
Pohon Lontar
sumber: ASTALOG.com
Pohon Siwalan atau Pohon Lontar dibeberapa daerah disebut juga sebagai ental atau siwalan (Sunda, Jawa, dan Bali), lonta (Minangkabau), taal (Madura), dun tal (Saksak), jun tal (Sumbawa), tala (Sulawesi Selatan), lontara (Toraja), lontoir (Ambon), manggitu (Sumba) dan tua (Timor). Dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm.
Pohon Siwalan atau disebut juga Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma (pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon Lontar (Borassus flabellifer) menjadi flora identitas provinsi Sulawesi Selatan. Pohon ini banyak dimanfaatkan daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula merah).

Pohon Siwalan (Lontar) merupakan pohon palma (Palmae dan Arecaceae) yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal dengan ketinggian mencapai 15-30 cm dan diameter batang sekitar 60 cm. Daunnya besar-besar mengumpul dibagian ujung batang membentuk tajuk yang membulat. Setiap helai daunnya serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm. Tangkai daun mencapai panjang 100 cm.

Buah Lontar (Siwalan) bergerombol dalam tandan dengan jumlah sekitar 20-an butir. Buahnya bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan kulit berwarna hitam kecoklatan. Tiap butirnya mempunyai 3-7 butir daging buah yang berwarna kecoklatan dan tertutupi tempurung yang tebal dan keras.




Sunday, September 23, 2018

Flora Khas Indonesia

Fauna Khas Indonesia


Fauna Khas Indonesia

Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Rusa timor sering juga disebut sebagai rusa jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) binatang ini disebut sebagai Cervus timorensis yang mempunyai beberapa nama sinonim seperti Cervus celebensis (Rorig, 1896), Cervus hippelaphus (G.Q. Cuvier , 1825 ), Cervus lepidus (Sundevall, 1846), Cervus moluccensis (Quoy & Gaimard, 1830), Cervus peronii (Cuvier, 1825), Cervus russa(Muller & Schlegel, 1845), Cervus tavistocki (Lydekker, 1900), Cervus timorensis (Blainville, 1822), dan Cervus tunjuc (Horsfield, 1830).

Ciri-ciri Fisik dan Perilaku

Rusa timor (Cervus timorensis) yang ditetapkan menjadi fauna identitas NTB, mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih.

Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa timor (Cervus timorensis) mempunyai berat badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Ukuran rusa timor ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor) namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya seperti rusa bawean, dan menjangan, ukuran tubuh rusa timor lebih besar.
Rusa jantan memiliki tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing.
Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dapat aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung kondisi habitatnya.
Rusa timor sebagaimana rusa lainnya termasuk hewan pemamah biak yang menyukai daun-daunan dan berbagai macam buah-buahan Rusa memakan berbagai bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun muda, daun tua, maupun batang muda.
Umumnya rusa timor bersifat poligamus yaitu satu penjantan akan mengawini beberapa betina. Rusa betina mempunyai anak setiap tahun dengan sekali musim rata-rata satu ekor anak.
 
Fauna Khas Indonesia

Kukang atau disebut juga malu-malu merupakan primata yang mempunyai gerakan lambat. Di dunia terdapat 14 jenis (spesies) kukang yang 3 diantaranya terdapat di Indonesia. Ketiga jenis kukang yang hidup di Indonesia adalah kukang besar (Nycticebus coucang), kukang jawa (Nycticebus javanicus), dan kukang borneo (Nycticebus menagensis).
Ketiga jenis kukang memiliki ciri yang hampir sama. Warna bulu kukang (malu-malu) beragam, mulai kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung kukang terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Kukang mempunyai berat tubuh 0,375-0,9 kg, dengan panjang tubuh dewasa antara 19-30 cm.
Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis dan menyukai hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun bambu dan beraktifitas dimalam hari.

Konservasi 

Kukang jawa, oleh IUCN Redlist dimasukkan dalam status konservasi “Endangered” (Terancam Punah), sedangkan kedua jenis kukang lainnya berstatus “Vulnerable”. Anehnya, dari ketiga spesies kukang (malu-malu) itu hanya kukang besar (Nycticebus coucang) saja yang masuk daftar satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Padahal keberadaan kukang di alam bebas semakin terancam punah akibat banyaknya perburuan untuk menjadikan kukang sebagai binatang peliharaan.

Oleh CITES, semua jenis kukang dimasukkan dalam Apendiks I sejak tahun 2008. Dengan dimasukkannya kukang atau malu-malu dalam Apendiks I, berarti perdagangan kukang dilarang di seluruh dunia kecuali kukang hasil penangkaran.
Kukang dengan tingkahnya yang malu-malu memang menarik minat setiap orang untuk menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Namun kita musti sadar akan status konservasinya yang semakin terancam punah. Jadi, tentunya akan lebih bijak jika membiarkan Sang kukang tetap malu-malu di habitat aslinya.
Image result for kukang indonesia

Tuesday, August 21, 2018

Mari Belajar Geografi Kelautan


A.      Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau kepulauan terbesar didunia
dengan 70% wilayahnya terdiri atas laut. Sehingga banyak pulau-pulau yang ada
di Indonesia ini dipisahkan oleh laut. Namun hal tersebut tidaklah menjadi
penghalang untuk menghubungkan antara pulau satu dengan pulau yang lainnya.
Dalam hal ini, moda transportasi laut sangat erat kaitannya untuk
menghubungkan pulau-pulau tersebut. Sejak zaman bahari, pelayaran dan
perdagangan antar pulau sudah berkembang dengan menggunakan berbagai macam jenis perahu dan kapal tradisional. Bahkan pelayaran dan perdagangan
tersebut tidak hanya menuju pulau-pulau di Indonesia tetapi juga sampai ke luar
Indonesia.

B.      Rumusan masalah